Lewat Djam Malam

Tadi malam, ketika stress mentog berjam-jam panjang mantengin tesis udah bingung mau diapakan, seorang teman menyarankan saya untuk take some time off. Nonton mungkin? Melihat jadwal bioskop, film Lewat Djam Malam sudah mulai tayang. Sayapun berangkat.

ImageSaya membeli tiket satu jam sebelum waktu tayang. Ketika menyebutkan film pilihan, mbak penjaga loket bilang “ini filmnya hitam putih pakai subtitle gitu lho, mbak”. Iya nggak papa. Memang film itu yang ingin saya lihat. Rupanya studio masih kosong. Sayapun bebas memilih kursi tengah, posisi favorit. Tiket di tangan. Sembari menanti, saya bertanya-tanya apakah ini saatnya salah satu angan-angan saya jadi nyata: menguasai studio sendirian! Like a boss!! Ahiahiahiahiahiahia……..

Sayangnya itu tidak terjadi. Ketika studio dibuka, lumayan banyak juga orang-orang yang ingin nonton bareng saya. Atau simply ingin menonton film yang sama dengan saya. Karena FILMNYA MEMANG SUNGGUH SANGAT AWESOME, SODARA! Layak Martin Scorsese mau merestorasinya. Asrul Sani memang pencerita yang hebat! Apalagi dengan posisi saya sedang tinggal di Bandung, sesuai dengan setting dalam film itu, rasanya jadi makin akrab mengenali lokasi dalam gambar-gambarnya. Pantas juga Dhalia (pemeran Laila), A.N. Alcaff (pemeran Iskandar) dan Bambang Hermanto (pemeran Puja), meraih penghargaan sebagai pemeran wanita, pemeran pria, dan pemeran pendukung pria terbaik melalui film ini di FFI 1955 (ibu saya bahkan belum lahir ketika itu). Akting mereka memang jempolan. Apalagi peran Laila, perempuan labil nan surreal yang pasti langsung nyantol di kepala. Berasa masuk mesin waktu lalu dibawa berkelana bersama kegalauan mantan pejuang dan kehidupan muda-mudi masa itu. Recommended abis lah!

Eh iya, buat temen-temen yang udah ataupun yang mau nonton, menurut kalian, tokoh Norma mirip Winda Indonesian Idol yang jadi sinden OVJ itu nggak sih? #penting :))

*pinjem gambar dari sini


38 responses to “Lewat Djam Malam

Tinggalkan Balasan ke emyou Batalkan balasan